Mungkin teman-teman pernah melihat roti
jamuran, tomat busuk ataupun berbagai macam bahan makanan yang sudah rusak.
Atau teman-teman pernah melihat jumlah bakteri lactobacillus casei pada kemasan
susu fermentasi. Ada yang pernah berfikir bagaimana orang-orang dapat
menghitung jumlah mikroba yang ukurannya super duper kecil itu? Tentu
perhitungan yang dilakukan tidak serta merta layaknya menghitung daun yang
berguguran. Perhitungan mikroba dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Eits, tapi jangan salah kaprah dulu tentang
Perhitungan mikroba secara langsung. Mungkin dipikiran kalian perhitungan ini
diakukan dengan nunjuk-nunjuk satu persatu mikrobanya. Sumpah demi apa, itu
melelahkan plus hanya orang kuker yang mau mengerjakannya. Oke, yang dimaksud
perhitungan mikroba secara langsung adalah proses menghitung jumlah mikroba
yang hidup dalam suatu media. Ingat yah, hanya
yang hidup.
Metode yang dilakukan secara langsung
salah satunya ialah metode Total Plate
Count (TPC) dalam bahasa pribumi
disebut metode hitungan cawan. Metode ini dilakukan dengan membagi cawan
menjadi empat bagian lalu pilih salah satu kuadrannya untuk dihitung
mikrobanya. Pilih kuadran yang memungkinkan jumlahnya lebih dari 30 dan kurang
dari 300. Loh, kenapa harus begitu? Karena pada perhitungan metode mikroba ada
syarat dimana mikroba yang dapat dihitung iyalah mikroba yang jumlahnya berada
pada kisaran 30-300 CFu/ml. ketika
jumlahnya kurang dari 30 maka jumlahnya tergolong TSUD (Terlalu Sedikit Untuk
Dihitung) namun ketika jumlahnya lebih dari 300 maka jumlah ini tergolong TBUD
(Terlalu Banyak Untuk Dihitung).CFu, apa lagi sih? CFu adalah satuan untuk
koloni mikroba. Jumlah mikroba tidak dapat dinyatakan dengan satu satuan
individu karena jumlahnya yang sangat kecil sehingga ketika dihitung yang
terlihat bukanlah sel tunggalnya melainkan sebuah koloni.
Setelah mendapat jumlah mikroba dari
cawan petri maka, hasilnya dihitung menggunakan rumus :
∑sel = jumlah mikroba/cawan petri × 1/faktor pengenceran× 1/inokulum
dimana nilaiinokulum adalah 10^0 atau sama dengan 1
Ada juga metode lain yang dgunakan untuk mneghitung jumlah
mikroba. Yaitu melalui pengguanaan spektrofoftometer yang biasa dikenal dengan
metode turubidimeter.metode ini memanfaatkan media cair dan didasarkan pada
kekeruhan. Metode lain yaitu menggunakan colony counter. Pada perhitungan
jumlah mikroba menggunakan spektrofotometer, nilai yang menunjukkan panjang
gelombang yang diserap merupakan banyaknya mikroba yang tersuspensi dalam media
cair.
Colony Counter |
Spektrofotometer |
Sebenarnya apa sih yang membuat mikroba itu terlalu banyak
dan terlalu sedikit? Jumlah mikroba yang dikultivasi sebenarnya dipengaruhi
oleh dua hal yaitu, metode inokulasi dan pengenceran bertingkat. Mari kita ulas
satu persatu kedua factor ini.
Pertama, pengaruh metode inokulasi. Kebetulan, praktikum
kemarin metode inokulasi yang digunakan ialah metode spread plate dan pour
plate. Jumlah mikroba yang tumbuh tergantung dengan metode inokulasinya. Metode
spread plate lebih cocok dilakukan untuk mikroba aerob alias mikroba yang
hidupnya butuh oksigen. Karena pada prosesnya ada ruang untuk oksigen. Masih
belum ngerti? Begini loh, setelah penuangan mikroba keatas media kemudian
diratakan menggunakan hockey stick, cawan tersebut ditutup sehingga masih ada
sisa ruang tepat diatas mikroba tersebut untuk oksigen. Nah, jika mikroba yang
diinokulasikan merupakan mikroba jenis aerob, maka pasti jumlahnya akan banyak.
Sebaliknya jika mikrobanya merupakan jenis anaerob, maka jumlahnya sangat
sedikit atau bahkan tidak ada. Pada metode ini juga,mikroba disebar secara
merata sehingga menghasilkan biakan yang terpisah dan lebih mudah dihitung.
Metode pour plate
sangat cocok untuk mikroba jenis anaerob. Karena setelah penuangan mikroba
selanjutnya ditutup lagi dengan media maka Tidak ada ruang untuk oksigen dalam cawan petri.
Namun,disisi lain mikroba mendapat suplai nutrient yang lebih banyak karena
suplainya berasal dari media bagian atas dan media bagian bawah. Begitulah kira-kira
pengaruh metode ini. Jadi, apabila mikroba yang diinokulasikan ke media pour
plate aadalah mikroba jenis aerob, maka pertumbuhannya tidak akan optimal
bahkan mungkin mikrobanya tidak akan tumbuh
karena mikroba tersebut sesak nafas akibat tidak adanya oksigen.
Jika dihubungkan dengan bidang pangan,
jumlah mikroba ini sangatlah berpengaruh terutama pada keamanan pangan. Apabila
jumlah mikroba berada pada kategori terlalu banyak untuk dihitung maka dapat
dipastikan bahan pangan tersebut berbahaya.
Jumlah mikroba ini pula memiliki batasan untuk setiap bahan pangan yang
teah ditentukan oleh badan standarisasi nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar