1.
Apa
Itu Sterilisasi ?
Sterilisasi adalah proses
mematikan atau meniadakan segala jenis
mikroba selain mikroba target. Sterilisasi harus dapat menghilangkan mikroba
hingga bagian yang resisten sekalipun atau biasa disebut dengan spora.
Alat
yang sudah distrelisisasi mungkin saja masih terdapat mikroba namun tidak dapat
lagi berkembang biak pada suhu normal. Perlakuan fisik yang diberikan untuk
melakukan sterilisasi berupa pemanasan kering, uap air panas dan penyaringan
Sterilisasi dibagi menjadi tiga jenis
yatu, sterilisasi fisik, sterilisasi kimiawi dan sterilisasi mekanik. Mari kita
bahas satu persatu
·
Sterilisasi
Fisik
Gambar Autoklaf |
·
Sterilisasi
Kimia
Sterilisasi kimia
merupakan proses sterilisasi dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk dapat
mematikan mikroba. Sterilisasi kimiawi umumnya menggunakan alkohol 70%, etilen
oksida dan gas tertentu.
·
Sterilisasi
Mekanik
Sterilisasi mekanik
merupakan sterilisasi melalui saringan
(filtrasi). Metode ini memanfaatkan alat berupa saringan dengan ukuran pori
minimal 0.2 - 0.4 mikronmeter yang dibuat dari berbagai macam bahan septi
selulosa asetat, selulosa nitrat, polimer akrilik, polyester danberbagai bahan
yang termasuk memban logam lainnya. Metode ini tidak mematikan mikroba
melainkan hanya menyaring suspense dimana yang tertinggal pada saringan adalah
mikrobanya. Prinsip kerjanya sama seperti menyaring liquid dari suspensi
besarnya. Artinya, metode ini dapat dilakukan untuk mengurangi mikroba yang
dilakukan khusus untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas ataupun tidak dapat
tersentuh bahan kimiatertentu. Proses
seterilisasi mekanik harus dibarengi dengan tingkat aseptik yang tinggi
terutama pada alat penyaring yang digunakan.
2.
Perbedaannya
dengan Pasteurisasi?
Proses Pasteurisasi
merupakan proses mengurangi mikroba dalam arti, proses ini tidak menghilangkan
mikroba 100%. Berbeda dengan sterilisasi yang memang menghilangkan mikroba
100%. Proses pasteurisasi hanya bekerja hingga suhu 105OC dalam
tekanan normal memanfaatkan uap panas. Alat yang digunakan pun masih tergolong
alat sederhana. Waktu yang digunakan untuk proses ini tergantung kuantitas
bahan yang akan dipasteurisasi dan meemakan waktu berjam-jam untuk
menyelesaikan prosesnya.
3.
Bagaimana
Mekanisme Alkohol Dalam Mematikan
Mikroba?
Alkohol mematikan
mikroba melalui dua cara yakni, melalui denaturasi protein dan pelarutan lemak.
Denaturasi protein merupakan fase rusaknya protein di dalam sel karena
kekurangan ataupun kelebihan air sehingga aktifitas metabolisme dalam sel
menjadi terhambat. Proses denaturasi ini terjadi ketika alkohol masuk dan bereaski dengan cairan yang ada di dalam
sel. Alkohol mengandung gugus -OH yang bersifat hidrofilik sehingga dapat menimbulkan
interaksi yang sangat kuat apabila bertemu
dengan air. Akibatnya, kelarutan protein dalam sel akan berkurang dan
aktifitasnya terhambat. Ketika konsentrasi air di luar sel lebih banyak, maka
air di dalam sel akan cenderung masuk ke dalam sel kemudian terus mengisi ruang
sel dan mengakibatkan sel mengalami kelebihan air dan kemudia pecah (lisis). Namun,
apabila konsentrasi cairan di dalam sel lebih tinggi lebih dari konsentrasi
cairan di luar sel, maka cairan dalam sel akan cenderung meninggalkan sel dan
sel akan mengalami dehidrasi (kekurangan air) dan kemudian mengkerut. Proses
inilah yang disebut krenasi.
Selanjutnya, proses
mematikan mikroba melalui pelarutan lipid. Mekanisme ini terjadi khusus pada
bakteri dimana dinding selnya tersusun atas lemak. Lemak ini sendiri menjadi
pertahanan diri bagi sel mikroba. Selain mengandung gugs –OH, alkohl juga
terdiri atas gugus alkil yaitu CH3CH2- yang dapat berikatan dengan lemak karena
sifatnya yang hidrofobik sama seperti sifat lemak. Lemak yang larut dalam
alkohol kemudian akan merusak pertahanan sel dan kemudian merusak dinding
selnya. Hal ini akan mempengaruhi kinerja berbagai organel dalam sel bakteri.
4.
Bagaimana
Cara Sterilisasi Dengan Autoklaf?
Salah satu alat yang
umum digunakan dalam sterilisasi kering adalah autoklaf. Autoklaf merupakan instrumen
yang digunakan untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum mikrobiologi. Autoklaf mematikan mikroba melalui uap air panas
bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya sekitar 1 atm dan dengan suhu
121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh per-mukaan
benda adalah 15 pon tiap inchi. Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15
menit untuk 121oC.
5.
Kenapa
Harus Alkohol 70%?
Alkohol 70% mengandung
70% etanol dan 30% air. Perbandingan konsentrasi ini dianggap mampu
mempengaruhi konsentrasi air dalam sel mikroba. Adanya konsentrasi air yang
sesuai, dapat mengakibatkan sel mengalami lisis ataupun krenasi. Apabila
konsentrasi alkohol terlalu tinggi, maka proses denaturasi protein bisa saja
tidak dapat berlangsung dan yang ada hanya pelarutan lemaknya saja. Hal ini
berarti konsentrasi yang tinggi hanya merusak bagian dinding sel bakteri.
Sedangkan, apabila konsentrasinya terlalu rendah maka, lipidnya tidak larut
secara menyeluruh sehingga dinding selnya sulit untuk dirusak.
6.
Apa
Itu Media?
Media merupakan
suatu bahan yang komposisi utamanya adalah agar dan berfungsi sebagai tempat
tumbuhnya mikroba karena mengandung nutrisi. Ketepatan komposisi medium
tergantung pada kebutuhan spesies yang akan dikul-tivasi karena kebutuhan
nutrisi sangat bervariasi.
Media dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media
alami. Media sintesis adalah media yang sudah dalam bentuk serbuk siap pakai
sehingga penggunaannya lebih mudah karena cukup dicampurkan dengan akuades lalu
dihomogenkan. Contoh media sintesis antara lain Potato Dextrose Agar (PDA), Plate
Count Agar (PCA), Yeast Extract Agar (YEA),
Nutrient Agar (NA) dan lain-lain.
Media semi sintesis merupakan media yang dibuat dari bahan alami seperti
kentang, tauge, wortel, dan media alami lainnya yang dicampur dengan gula,
agar, dan akuades. Contoh media semi sintesis antara lain kentan agar, tauge
agar, dan lain-lain. Media alami dapat berupa tanah, telapak tangan, usus
makhluk hidup, dan sebagainya.
7.
Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato
Dextrose Agar (PDA) adalah media semi sintesis yang
berbahan dasar ekstrak kentang. Media ini mengandung dekstros yaitu gula
golongan monosakarida sebagai nutrisi utama bagi pertumbuhan kapang. Potato Dextrose Agar (PDA) dapat
menyesuaikan pH menjadi 3,5 oleh asam tartarik sehingga dapat mencegah mikroba
lain dapat tumbuh. Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi sebagai media yang sangat baik
untuk menumbuhkan mikroba jenis kapang. Namun tidak menutup kemungkinan khamir
pun dapat tumbuh. Selain itu PDA juga berfungsi mempertahankan persediaan
biakan dermatofit tertentu. Potato
Dextrose Agar (PDA) terbuat dari
ekstrak kentang, agar-agar, gula, dan akuades.
Cara pembuatannya yaitu
dengan menyiapkan Serbuk Potato Dextrose
Agar (PDA) 10 gr kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan
ditambahkan air sebanyak 250 ml. Selanjutnya, suspensi dihomogenkan dan
dipanaskan di dalam microwave. Setelah itu didinginkan beberapa saat ldan
ditutup dengan kapas dan aluminium foil. Terakhir dilakukan sterilisasi di
dalam autoklaf dengan suhu 121oC, tekanan 1 atm selama 15 menit.
8.
Plate Count Agar (PCA)
Plate
Count Agar (PCA) adalah media semi sintesis yang mengandung
enzim kasein hidrolisat yang di dalamnya menyediakan asam amino dan zat
nitrogen kompleks lainnya. Disamping itu juga mengandung ekstrak ragi sebagai
persediaan vitamin B. Media Plate Count
Agar (PCA) ini berfungsi sebagai media untuk membiakkan semua jenis
mikroba. Komposisi dari media Plate Count
Agar (PCA)adalah tripton, ekstrak ragi, agar-agar dan gluko-sa. Kebanyakan
peneliti lebih suka menggunakan media Plate
Count Agar (PCA) untuk inokulasi permukaan di cawan petri karena dapat
menghasilkan mikroba yang lebih banyak.
Cara pembuatannya adalah dengan
menyiapkan serbuk Plate Count Agar (PCA)
5,25 gr. Serbuk media
tersebut dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer kemudian ditambahkan air sebanyak
250 ml. Selanjutnya, masing-masing suspensi dihomogenkan dan dipanaskan di
dalam microwave. Setelah itu didinginkan beberapa saat lalu ditutup dengan
kapas dan aluminium foil. Terakhir dilakukan sterilisasi di dalam autoklaf
dengan suhu 121oC, teka-nan 1 atm selama 15 menit.
9.
Nutrient Agar
(NA)
Nutrient
Agar
(NA) adalah media yang paling dasar yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba
jenis mikroba berupa bakteri. Hal ini dikarenakan Nutrient Agar mengandung
unsur utama berupa protein yang menjadi sumber nut-risi utama bagi pertumbuhan
bakteri. Sumber protein ini diperoleh dri ekstrak daging. Beef extract atau ekstrak daging sapi mengandung senyawa-senyawa
yang larut di dalam air termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen organik dan
juga ga-ram. Pepton merupakan sumber utama dari nitrogen organik, yang
merupakan asam amino dan peptida rantai panjang. Komposisi Nutrient Agar (NA) terdiri atas
ekstrak daging, pepton, agar, dan akuades.
Media ini dapat dibuat dengan cara
menyiapkan serbuk Nutrient Agar (NA)
5 gr di-siapkan lalu masing-masing serbuk media tersebut dimasukkan ke dalam
labu erlen-meyer kemudian ditambahkan air masing -masing sebanyak 250 ml.
Selanjutnya, masing-masing suspensi dihomogenkan dan dipanaskan di dalam
microwave. Setelah itu didinginkan beberapa saat ldan ditutup dengan kapas dan
aluminium foil. Terakhir dilakukan sterilisasi di dalam autoklaf dengan suhu
121oC, teka-nan 1 atm selama 15 menit.
10.
Kentang
Agar
Kentang agar merupakan media sintesis
yang berbahan dasar kentang. Kentang agr berfungsi sebagai media untuk
menumbuhkan kapang. Kandungan gula di dalamnya dapat menjadi nutrisi utama bagi
pertumbuhan kapang. Selain dapt menumbuhkan kapang, juga dapat menjadi media
untuk menumbuhkan khamir namun pertumbuhan optimal terjadi pada kapang.
Komposisinya terdiri atas ekstrak kentang, agar dan gula. Penambahan agar
dimaksudkan sebagai pemadat media. Lalu, apa bedanya dengan media PDA? Nah,
perebdaannya tereletak pada kandungan gulanya. Pada PDA gula yang terkandung
sudah dalam bentuk dekstrose yang merupakan gula jenis monosakarida sedangkan
pada kentang agar masih dalam bentuk pati atau gula kompleks.
Cara pembuatannya adalah menyiapkan dua
buah kentang dengan bobot kurang lebih 100 gram. Kentang dicuci lalu dikupas
dan dihaluskan dengan menggunkan blender. Selanjutnya, kentang yang sudah
dihaluskan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan akuades sebanyak
233 ml. Kemudian, dipanaskan sekaligus dihomogenkan di dalam microwave. Setelah
itu kentang disaring untuk diambil ekstraknya kemudian ditambahkan agar
sebanyak 4 gram, gula sebanyak 17 gram. suspensi kembali dihomogenkan dan
dipanaskan di dalam microwave untuk mendapatkan media yang bening. Setelah
suspensi mendidih dan cairannya berubah menjadi lebih jernih kemudian dinginkan
beberapa saat. Setelah itu, labu erlenmeyer yang berisi media ini ditutup
dengan kapas dan alumunium foil. Terakhir, dilakukan sterilisasi di dalam
autoklaf selama 15 menit degan suhu 121oC pada tekanan 1 atm.
11.
Tauge Agar
Tauge Agar
termasuk dalam media semi sintesis karena tersusun dari bahan alami berupa
tauge dan bahan sintesis yaitu sukrosa dan agar. Tauge agar menyediakan
nitrogen sebagai salah satu nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme.
Karobihidraat didapatkan dari campuran gula pada saat proses pem-buatannya.
Media tauge agar digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme jenis khamir dan
kapang.
Cara
pembuatannya dengan menyiapkan 300 gram tauge. Tauge dipisahkan dari akarnya
lalu dicuci dengan air bersih kemudian dihancurkan hingga halus dan dimasuk-kan
ke dalam labu erlenmeyer. Berikutnya, ditambahkan akuades sebanyak
250ml lalu dihomogenkan sekaligus dipa-naskan dalam microwave. Selanjutnya, saring tauge untuk mengambil ekstraknya lalu ditambahkan agar dan sukrosa. Sus-pensi kembali dihomogenkan dan dipa-naskan dalam microwave hingga mendi-dih dan tampak jernih. Setelah itu, didinginkan dan ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil. Terakhir dila-kukan proses sterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC pada tekanan 1 atm.
250ml lalu dihomogenkan sekaligus dipa-naskan dalam microwave. Selanjutnya, saring tauge untuk mengambil ekstraknya lalu ditambahkan agar dan sukrosa. Sus-pensi kembali dihomogenkan dan dipa-naskan dalam microwave hingga mendi-dih dan tampak jernih. Setelah itu, didinginkan dan ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil. Terakhir dila-kukan proses sterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC pada tekanan 1 atm.
DAFTAR
PUSTAKA
Anisah.
2010. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri. Benjamin Cummings Publihing Company, Inc,
California, USA.
Cahyani, Vita Ratri. 2009. Pengaruh Beberapa
Metode Sterilisasi Tanah Terhadap Status Hara, Populasi Mikrobiota, Potensi
Infeksi Mikorisa, Dan Pertumbuhan Tanaman. Universitas Sebelas Mret. Solo
Maulana, Urief. 2014. Penggunaan potato Dextrose
Agar (PDA). Universitas Gunadarma. Yogyakarta.
Rakhmawati,
Anna. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme.
Universi-tas Negeri Yogyakarta.
Sugianto. 2012. Mikrobiologi Farmasi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sunaryo, T. 2007. Pengelolaan Sumber Daya Air
Konsep Dan Penerapannya. Bayumedya Publishing. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar