Kamis, 18 Mei 2017

PERHITUNGAN JUMLAH MIKROBA


Mungkin teman-teman pernah melihat roti jamuran, tomat busuk ataupun berbagai macam bahan makanan yang sudah rusak. Atau teman-teman pernah melihat jumlah bakteri lactobacillus casei pada kemasan susu fermentasi. Ada yang pernah berfikir bagaimana orang-orang dapat menghitung jumlah mikroba yang ukurannya super duper kecil itu? Tentu perhitungan yang dilakukan tidak serta merta layaknya menghitung daun yang berguguran.   Perhitungan mikroba dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.  Eits, tapi jangan salah kaprah dulu tentang Perhitungan mikroba secara langsung. Mungkin dipikiran kalian perhitungan ini diakukan dengan nunjuk-nunjuk satu persatu mikrobanya. Sumpah demi apa, itu melelahkan plus hanya orang kuker yang mau mengerjakannya. Oke, yang dimaksud perhitungan mikroba secara langsung adalah proses menghitung jumlah mikroba yang hidup dalam suatu media. Ingat yah, hanya  yang hidup.
Metode yang dilakukan secara langsung salah satunya ialah metode Total Plate Count  (TPC) dalam bahasa pribumi disebut metode hitungan cawan. Metode ini dilakukan dengan membagi cawan menjadi empat bagian lalu pilih salah satu kuadrannya untuk dihitung mikrobanya. Pilih kuadran yang memungkinkan jumlahnya lebih dari 30 dan kurang dari 300. Loh, kenapa harus begitu? Karena pada perhitungan metode mikroba ada syarat dimana mikroba yang dapat dihitung iyalah mikroba yang jumlahnya berada pada kisaran 30-300 CFu/ml.  ketika jumlahnya kurang dari 30 maka jumlahnya tergolong TSUD (Terlalu Sedikit Untuk Dihitung) namun ketika jumlahnya lebih dari 300 maka jumlah ini tergolong TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung).CFu, apa lagi sih? CFu adalah satuan untuk koloni mikroba. Jumlah mikroba tidak dapat dinyatakan dengan satu satuan individu karena jumlahnya yang sangat kecil sehingga ketika dihitung yang terlihat bukanlah sel tunggalnya melainkan sebuah koloni.
Setelah mendapat jumlah mikroba dari cawan petri maka, hasilnya dihitung menggunakan rumus :
sel = jumlah mikroba/cawan petri × 1/faktor pengenceran× 1/inokulum

                                   dimana nilaiinokulum adalah 10^0 atau sama dengan 1 

Ada juga metode lain yang dgunakan untuk mneghitung jumlah mikroba. Yaitu melalui pengguanaan spektrofoftometer yang biasa dikenal dengan metode turubidimeter.metode ini memanfaatkan media cair dan didasarkan pada kekeruhan. Metode lain yaitu menggunakan colony counter. Pada perhitungan jumlah mikroba menggunakan spektrofotometer, nilai yang menunjukkan panjang gelombang yang diserap merupakan banyaknya mikroba yang tersuspensi dalam media cair.
Colony Counter

Spektrofotometer

Sebenarnya apa sih yang membuat mikroba itu terlalu banyak dan terlalu sedikit? Jumlah mikroba yang dikultivasi sebenarnya dipengaruhi oleh dua hal yaitu, metode inokulasi dan pengenceran bertingkat. Mari kita ulas satu persatu kedua factor ini.
Pertama, pengaruh metode inokulasi. Kebetulan, praktikum kemarin metode inokulasi yang digunakan ialah metode spread plate dan pour plate. Jumlah mikroba yang tumbuh tergantung dengan metode inokulasinya. Metode spread plate lebih cocok dilakukan untuk mikroba aerob alias mikroba yang hidupnya butuh oksigen. Karena pada prosesnya ada ruang untuk oksigen. Masih belum ngerti? Begini loh, setelah penuangan mikroba keatas media kemudian diratakan menggunakan hockey stick, cawan tersebut ditutup sehingga masih ada sisa ruang tepat diatas mikroba tersebut untuk oksigen. Nah, jika mikroba yang diinokulasikan merupakan mikroba jenis aerob, maka pasti jumlahnya akan banyak. Sebaliknya jika mikrobanya merupakan jenis anaerob, maka jumlahnya sangat sedikit atau bahkan tidak ada. Pada metode ini juga,mikroba disebar secara merata sehingga menghasilkan biakan yang terpisah dan lebih mudah dihitung.  
Metode  pour plate sangat cocok untuk mikroba jenis anaerob. Karena setelah penuangan mikroba selanjutnya ditutup lagi dengan media maka Tidak ada ruang untuk oksigen dalam cawan petri. Namun,disisi lain mikroba mendapat suplai nutrient yang lebih banyak karena suplainya berasal dari media bagian atas dan media bagian bawah. Begitulah kira-kira pengaruh metode ini. Jadi, apabila mikroba yang diinokulasikan ke media pour plate aadalah mikroba jenis aerob, maka pertumbuhannya tidak akan optimal bahkan mungkin mikrobanya tidak akan tumbuh  karena mikroba tersebut sesak nafas akibat tidak adanya oksigen.

Jika dihubungkan dengan bidang pangan, jumlah mikroba ini sangatlah berpengaruh terutama pada keamanan pangan. Apabila jumlah mikroba berada pada kategori terlalu banyak untuk dihitung maka dapat dipastikan bahan pangan tersebut berbahaya.  Jumlah mikroba ini pula memiliki batasan untuk setiap bahan pangan yang teah ditentukan oleh badan standarisasi nasional. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar